Seni Dan Budaya Kerinci
TARI SEKAPUR SIRIH
Tari sekapur sirih adalah tarian selamat datang yang ditarikan oleh
remaja-remaja putri pada suatu acara Kenduri Sko.
remaja-remaja putri pada suatu acara Kenduri Sko.
Seruling Bambu
seruling bambu adalah suatu kesenian dengan menggunakan
bambu kecil yang telah diberi lubang.
bambu kecil yang telah diberi lubang.
Bunyi yang mengalun dari seruling bambu ini sangatlah merdu
dan kesenian ini sering dimainkan pada malam hari dan ada
juga dimainkan pada siang hari di acara-acara tertentu.
dan kesenian ini sering dimainkan pada malam hari dan ada
juga dimainkan pada siang hari di acara-acara tertentu.
Sike Rebana
Tari Rentak Kudo
Tari Rentak Kudo adalah tari tradisional daerah Kerinci,
tepatnya berasal dari daerah Hamparan Rawang. Tari ini
juga termasuk jenis tari pergaulan tidak memandang
kedudukan maupun strata sosial. Tari ini dilakukan oleh
masyarakat Kerinci awalnya sebagai hiburan pada acara
pesta pernikahan, namun saat ini berkembang sebagai tari
di berbagai acara seperti acara-acara kenduri adat atau
yang lainnya. Tari ini termasuk kedalam jenis tari masal,
karena disamping penari,penonton juga di ajak ikut menari
bersama-sama. Usia penari pun tidak di tentukan ada yang tua
dan muda semua ikut menari.
tepatnya berasal dari daerah Hamparan Rawang. Tari ini
juga termasuk jenis tari pergaulan tidak memandang
kedudukan maupun strata sosial. Tari ini dilakukan oleh
masyarakat Kerinci awalnya sebagai hiburan pada acara
pesta pernikahan, namun saat ini berkembang sebagai tari
di berbagai acara seperti acara-acara kenduri adat atau
yang lainnya. Tari ini termasuk kedalam jenis tari masal,
karena disamping penari,penonton juga di ajak ikut menari
bersama-sama. Usia penari pun tidak di tentukan ada yang tua
dan muda semua ikut menari.
Tari ini sangat digemari oleh masyarakat Kerinci, oleh karena
itu tari Rentak Kudo ini, telah berkembang hampir seluruh
Kecamatan yang ada di Kerinci, seperti : Kecamatan
Hamparan Rawang, Sungai Penuh, Air Hangat, Air Hangat
Timur, Depati Tujuh, dan Gunung Kerinci.
itu tari Rentak Kudo ini, telah berkembang hampir seluruh
Kecamatan yang ada di Kerinci, seperti : Kecamatan
Hamparan Rawang, Sungai Penuh, Air Hangat, Air Hangat
Timur, Depati Tujuh, dan Gunung Kerinci.
Tari Iyo - Iyo
Tari Iyo-iyo adalah salah satu tari yang bersifat sakral yang
diadakan setelah panen. Tarian ini diadakan oleh anak batino
(perempuan) untuk anak jantan (pria) setelah pengangkatan
gelar adat. Tarian yang telah berumur ratusan tahun ini
mencirikan panggilan iyo-iyo (dalam bahasa Indonesia ya-ya)
yang mengungkapkan rasa gembira.
diadakan setelah panen. Tarian ini diadakan oleh anak batino
(perempuan) untuk anak jantan (pria) setelah pengangkatan
gelar adat. Tarian yang telah berumur ratusan tahun ini
mencirikan panggilan iyo-iyo (dalam bahasa Indonesia ya-ya)
yang mengungkapkan rasa gembira.
Tarian ini biasanya diselingi dengan pencak silat.
Tari Rangguk
Tari Rangguk merupakan tarian tradisional khas kota
Sungai Penuh, kabupaten Kerinci. Nah untuk menuju
Sungai Penuh, anda dapat mengawali perjalanan dari
kota Jambi mengunakan bus umum atau kendaraan
pribadi. Perjalanan dari Jambi menuju Sungai Penuh
lebih kurang 10 jam dengan jarak tempuh sekitar
500 kilometer. Selain dari kota Jambi, anda dapat
mengawali perjalanan dari kota Padang, Sumatera
Barat selama lebih kurang 7 jam dengan jarak tempuh
sekitar 278 kilometer.
Sungai Penuh, kabupaten Kerinci. Nah untuk menuju
Sungai Penuh, anda dapat mengawali perjalanan dari
kota Jambi mengunakan bus umum atau kendaraan
pribadi. Perjalanan dari Jambi menuju Sungai Penuh
lebih kurang 10 jam dengan jarak tempuh sekitar
500 kilometer. Selain dari kota Jambi, anda dapat
mengawali perjalanan dari kota Padang, Sumatera
Barat selama lebih kurang 7 jam dengan jarak tempuh
sekitar 278 kilometer.
Menurut sejarahnya, masyarakat Sungai Penuh telah mengenal
tari Rangguk sejak dulu. Di Jambi, tarian ini diyakini muncul atas
ide dari seorang ulama ari Dusun Cupak, kabupaten Kerinci.
Konon, sekitar abad ke-19, ulama itu menunaikan ibadah haji.
Ketika berada di tanah suci Mekkah, Ulama itu menyempatkan
untuk belajar ilmu agama dan kesenian tradisional dari Arab
yakni menabuh rebana sambil menganggukkan kepala.
Setelah kembali ke kampung halamannya, Ulama itu berdakwah
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Sungai Penuh.
Untuk menarik perhatian masyarakat, Beliau berdakwah sambil
memainkan alat musik rebana yang diikuti dengan gerakan
menganggukkan kepala dan melantukan pantun dan pujian
kepada Allah.
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Sungai Penuh.
Untuk menarik perhatian masyarakat, Beliau berdakwah sambil
memainkan alat musik rebana yang diikuti dengan gerakan
menganggukkan kepala dan melantukan pantun dan pujian
kepada Allah.
Usaha itu menuai hasil, masyarakat di Sungai Penuh lambat laun
mulai tertarik untuk belajar agama Islam, mereka juga belajar
memainkan rebana dan melantunkan pujian kepada Allah
sambil menganggukkan kepala. Tak lama kemudian, Ulama
itu meninggal dunia. Meskipun Ulama itu telah tiada, masyarakat
di Sungai Penuh tetap menyebarkan ajaran agama Islamdan
berdakwah hingga ke seluruh daerah di Kabupaten Kerinci.
Dalam perkembangannya, gerakan anggukan kepala yang
dimainkan mengikuti lantunan musik rebana ini kemudian dikenal
dengan nama Tari Rangguk.
mulai tertarik untuk belajar agama Islam, mereka juga belajar
memainkan rebana dan melantunkan pujian kepada Allah
sambil menganggukkan kepala. Tak lama kemudian, Ulama
itu meninggal dunia. Meskipun Ulama itu telah tiada, masyarakat
di Sungai Penuh tetap menyebarkan ajaran agama Islamdan
berdakwah hingga ke seluruh daerah di Kabupaten Kerinci.
Dalam perkembangannya, gerakan anggukan kepala yang
dimainkan mengikuti lantunan musik rebana ini kemudian dikenal
dengan nama Tari Rangguk.
Awalnya, tari Rangguk hanya dijadikan media syiar agama
Islam. Kini, Rangguk juga dimainkan sebagai pertunjukan
hiburan. Biasanya, tarian ini dimainkan ketika kabupaten
Kerinci menyelenggarakan festival Danau Kerinci,
pengangkatan pemimpin adat, serta menyambut kedatangan
tamu kehormatan. Awalnya, tarian ini hanya dimainkan
oleh penari lelaki. Karena ketika itu, kaum perempuan
di Kabupaten Kerinci dinilai tidak pantas jika tampil bahkan
menari di depan umum.
Islam. Kini, Rangguk juga dimainkan sebagai pertunjukan
hiburan. Biasanya, tarian ini dimainkan ketika kabupaten
Kerinci menyelenggarakan festival Danau Kerinci,
pengangkatan pemimpin adat, serta menyambut kedatangan
tamu kehormatan. Awalnya, tarian ini hanya dimainkan
oleh penari lelaki. Karena ketika itu, kaum perempuan
di Kabupaten Kerinci dinilai tidak pantas jika tampil bahkan
menari di depan umum.
Namun sejak pertengahan tahun 1950-an hingga sekarang,
kaum perempuan diperbolehkan untuk ikut menjadi penari
Rangguk. Bahkan seringkali, Rangguk dimainkan oleh pasangan
lelaki dan perempuan. Selama pertunjukan berlangsung,
penari Rangguk awalnya hanya memainkan rebana sambil
menganggukkan kepala dan melantunkan pujian kepada Allah.
Namun kini, gerakan Rangguk disesuaikan dengan kapan
tari ini dimainkan. Jika dimainkan untuk pertunjukan hiburan,
penari Rangguk memainkan gerakan anggukan kepala sambil
menabuh rebana dengan posisi duduk melingkar.
kaum perempuan diperbolehkan untuk ikut menjadi penari
Rangguk. Bahkan seringkali, Rangguk dimainkan oleh pasangan
lelaki dan perempuan. Selama pertunjukan berlangsung,
penari Rangguk awalnya hanya memainkan rebana sambil
menganggukkan kepala dan melantunkan pujian kepada Allah.
Namun kini, gerakan Rangguk disesuaikan dengan kapan
tari ini dimainkan. Jika dimainkan untuk pertunjukan hiburan,
penari Rangguk memainkan gerakan anggukan kepala sambil
menabuh rebana dengan posisi duduk melingkar.
Namun jika tarian ini dimainkan untuk menyambut kedatangan
tamu kehormata, penari Rangguk menabuh rebana dengan posisi
berdiri. Sesekali, mereka juga memainkan gerakan tangan mengikuti
lantunan musik rebana dan pujian kepada Allah. Gerakan utama
yakni anggukan kepala dimainkan sebagai simbol ucapan selamat
datang kepada tamu kehormatan.
tamu kehormata, penari Rangguk menabuh rebana dengan posisi
berdiri. Sesekali, mereka juga memainkan gerakan tangan mengikuti
lantunan musik rebana dan pujian kepada Allah. Gerakan utama
yakni anggukan kepala dimainkan sebagai simbol ucapan selamat
datang kepada tamu kehormatan.
Tidak terlepas dari tujuan awal yakni syiar agama, nuansa Islam
begitu terasa ketika Tari Rangguk dimainkan. Selama pertunjukan
berlangsung, tarian ini dimainkan oleh 5 hingga 10 orang pemain
yang mengenakan pakaian serba tertutup. Untuk pemain lelaki,
mereka mengenakan pakaian lengan panjang sebagai atasan dan
celana panjang sebagai bawahan. Sementara pemain perempuan
mengenakan baju lengan panjang sebagai atasan
begitu terasa ketika Tari Rangguk dimainkan. Selama pertunjukan
berlangsung, tarian ini dimainkan oleh 5 hingga 10 orang pemain
yang mengenakan pakaian serba tertutup. Untuk pemain lelaki,
mereka mengenakan pakaian lengan panjang sebagai atasan dan
celana panjang sebagai bawahan. Sementara pemain perempuan
mengenakan baju lengan panjang sebagai atasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar